LITERATUR HUMAN SPATIAL BEHAVIOR

LITERATUR HUMAN SPATIAL BEHAVIOR



Hubungan perilaku manusia dengan lingkungan

Mery dan Tryst (dalam Soesilo, 1989) melihat bahwa hubungan antar manusia dengan lingkungannya merupakan suatu jalinan transactional interdependency atau terjadinya ketergantungan satu sama lain. Hal ini hampir sama dengan pendapat Guilford, yaitu bahwa manusia mempengaruhi lingkungannya. Untuk selanjutnya lingkungan akan mempengaruhi manusia, demikian pula terjadi sebaliknya.


1.Perilaku spasial (jarak) manusia




Perilaku spasial adalah perilaku individu yang berhubungan dengan jarak dalam interaksi baik secara fisik maupun psikologis. Perilaku spasial adalah bagaimana orang menggunakan tatanan dalam lingkungannya. Perilaku spasial berhubungan dengan ruang pribadi dan teritorial :

  • Ruang pribadi ( personal space )




Dalam kehidupan sehari-hari, ketika kita berbicara dengan orang lain, kita membuat jarak terhadap orang yang kita ajak bicara, jarak ini sangat bergantung pada bagaimana sikap dan persepsi kita terhadap orang tersebut. Persepsi ruang inilah yang disebut oleh J.D. Fisher sebagai personal space. Personal space didefinisikan sebagai suatu batas maya yang mengelilingi kita yang dirasakan sebagai wilayah pribadi kita dan tidak boleh dilalui oleh orang lain.

  • Teritorial




  • Perbedaan Perilaku Spasial Manusia





2.Rasa Sesak Dan Sepi




Rasa yang dirasakan seseorang terlalu sempit dan tidak memiliki ruang, keadaan ini sangat relatif, tergantung perasaan seseorang. Keadaan sesak ini lebih kepada negative, jika kita merasakan sesak maka kita akan kurang senang dan mengeluh. 

Rasa sesak sangat dipengaruhi oleh perasaan, tidak peduli dengan besar ruangan. Contohnya: jika kita berenang di pantai yang sepi, ada beberapa orang yang hadir maka kita akan merasa sesak, ini sangat berhubungan dengan perasaan dan mood kita saat itu.

Sedangkan rasa sepi dimana seseorang merasa sendiri dan tidak bisa merasakan kehangatan orang-orang disekitarnya, perasaan juga sangat mempengaruhi keadaan orang yang sedang sepi atau tidaknya. Misalnya di taman walaupun orang ramai tetapi kita merasa sendiri di dalam keramaian tersebut.



3.Stres Lingkungan




Stres lingkungan adalah stres yang disebabkan oleh gangguan lingkungan, disebabkan oleh alam. Contoh stres lingkungan adalah kejadian seperti gempa bumi, banjir maupun longsor. yang akan mengubah hal  tersebut sangatlah banyak, tetapi kita perlu cermati bahwa banyak kejadian sehari-hari yang membuat kita stres, seperti kebisingan, panas, polusi udara dll.

Penelitian stres lingkungan kita pusatkan pada kebisingan, pada dunia yang modern pada saat ini, kebisingan disebabkan oleh bunyi mesin, suara musik yang keras. Disini kita akan membagi kebisingan menurut lama waktu / durasi:

1. Kebisingan jangka pendek Kadang-kadang kita mendengar suara ledakan tabung gas 3kg, ataupun kerusakan audio di tempat umum (mesjid, bel sekolah, dll), atau ledakan dinamit.

2.Kebisingan jangka panjang Beberapa penelitian di New York mengatakan kebisingan sangat dipengaruhi oleh rancangan atau arsitektur bangunannya, lantai yang lebih rendah akan selalu lebih bising dari pada lantai yang jaraknya tinggi, dan situasi ini sangat memungkinkan untuk dilakukan eksperimen

3.Bagaimana Kebisingan Mempengaruhi Interaksi Sosial Salah satu kesimpulan yang bisa diambil adalah kebisingan sangat mempengaruhi kemampuan seseorang memperhatikan isarat-isarat sosial. Dan salah satu yang penelitian yang lain, orang yang berjalan kaki di tempat yang ramai lebih sedikit untuk mengingat semua yang ada di sekitarnya.



4.Psikologi Arsitektural 


Rancangan arsitektural adalah suatu lingkungan buatan yang di desain untuk kenyamanan manusia. Salah satu pertanyaan paling menarik adalah bagaimana perancangan bangunan sekolah, atau pusat perbelanjaan mempengaruhi perilaku kita?. Memang, struktur yang kita hasilkan atau yang biasa disebut lingkungan binaan merupakan bagian dari dunia kita yang sangat penting. 

Beberapa rumah tampak menyenangkan untuk ditempati dan yang lain tidak, beberapa toko mampu memberikan kenyamanan dengan tata ruang dan tata letak yang baik bagi pengunjungnya. Hal ini karena lingkungan binaan sangat mempengaruhi perilaku kita. Menurut fisher dkk (1984) sampai saat ini, pengaruh desain arsitektur terhadap perilaku seringkali masih dipandang kecil. Meskipun direncanakan secara umum, rancangan kota dan bangunan-bangunannya jarang sekali mempertimbangkan bagaimana kota dan bangunan tersebut mempengaruhi perilaku manusia. 

Ada 4 pandangan tentang seberapa besar arsitektur mempengaruhi perilaku manusia : 

1.Pendekatan kehendak bebas (free-will approach), pendekatan ini beranggapan bahwa lingkungan tidak memberikan dampak apapun terhadap perilaku 

2.Determenisme arsitektural, lingkungan yang dibangun mempengaruhi perilaku manusia yang ada didalamnya 

3.Kemungkinan lingkungan (environment posibibilism ), lingkungan tidak sepenuhnya mempengaruhi perilaku individu 

4.Probabilisme lingkungan, individu dapat memilih variasi respon terhadap berbagai situasi lingkungan.



5.Kehidupan Kota Besar




Amerika dan Kanada lebih dari 70% penduduknya tinggal di kota besar. Selain masalah finansial,  ada masalah kriminalitas, Sekolah yang tidak berfungsi, jadi pandangan orang akan negativ jika mendengar kota.

Lingkungan fisik dan sosial sangat mempengaruhi apa yang terjadi di kota-kota  besar. Dilihat dari lingkungan fisiknya lingkungan kota lebih bising, kotor, dan lebih tercemar dibandingkan desa. 

Sedangkan kontek hubungan sosial dari pada desa adalah dikota lebih sesak manusia dari pada di desa, dan juga penduduk kota beragam etnis, budaya dan ras nya. Ini memungkinkan terjadi penurunan pernikahan. 

Jika kita pandang dari kesehatan fisik dan mental, kehidupan kota besar dan kecil maupun desa relatif sama tidak jauh berbeda, hanya saja fisik orang di desa akan jauh lebih baik dari pada orang yang tinggal di kota, karena kurang nya populasi udara dan akan tercemar nya lingkungan mereka. 

Relasi sosial di kota lebih sedikit dari orang desa, karena orang kota yang dibebani kontrak yang dangkal. Itulah faktor kurang bnyak nya teman yang akrab. 

Sedangkan di desa orang akan memilih rumah dan pekerjaan tetap yang akan menimbulkan keakraban yang signifikannya tinggi. 

Keragaman gaya hidup dikota walaupun kota enggan untuk menolong orang asing tetapi orang kota lebih menerima keragaman gaya hidup. Sedangkan orang desa yang hidupnya selalu bersama-sama dan suka menolong satu sama lain tetapi tidak akan murah untuk menerima gaya hidup yang berbeda.




  • Alasan saya mengambil mata kuliah perilaku dalam arsitektur adalah karena saya ingin mengetahui lebih dalam apa yang dimaksud dengan perilaku dalam arsitektur, saat pertama mendengar nama MK nya dibayangan saya adalah bagaimana sikap seseorang dapat mempengaruhi bentuk atau ruang dalam suatu bangunan, alasan lainnya jg saya ingin memahami dan mempelajari MK ini agar saya dapat membuat bangunan yang sesuai dengan kebutuhan orang yang menggunakannya


sumber :

https://www.slideshare.net/YaniTwins/kelompok-2-psikologi-sosial-dan-lingkungan
http://sandri09a.blogspot.com/2012/11/hubungan-perilaku-manusia-dengan_7257.html

Comments

Popular posts from this blog

ORGANISASI RUANG

LITERATUR SIRKULASI DALAM ARSITEKTUR