BANGUNAN DENGAN UNSUR NUSANTARA PADA TAMPILAN FASAD MAUPUN TATANAN RUANGNYA
Sumber :: https://image.isu.pub/140525070432-f4e8207df761c42da42911e34b7f829c/jpg/page_1.jpg
fasad bangunan merupakan “wajah” dari bangunan itu sendiri.
Pada awalnya fasad identik dengan rumah bagian depan namun dengan semakin
berkembangnya dunia arsitektur, tak jarang fasad juga menjadi “pemanis”
bangunan bagian samping bahkan belakang.
Sebagai media untuk menciptakan kesan
pertama dan terdepan bagi sebuah karya arsitektur, Fasade merupakan media fisik
yang pertama kali dilihat oleh pengamat atau publik dari bangunan. Oleh karena
itu dari Fasade tersebut akan banyak menimbulkan berbagai persepsi terhadap
Fasade yang diamati.
Fasad bangunan merupakan elemen estetis dari sebuah
bangunan yang sekaligus juga sebagai identitas karya arsitektur yang dijadikan
sebagai point of interest dan dapat merepresentasikan karakteristik estetika
Fasade serta keunikan gaya arsitektur.
Dalam hal ini kita akan membahas beberapa bangunan
yang memiliki nuansa nusantara pada tampilannya, nuansa nusantara ini di
indonesia memiliki ciri khas tersendiri disetiap daerahnya ,berikut
contoh-contohnya :
1.
Kantor Gubernur Sumatera Barat
Sumber : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhzQ5NtPjppjDXxZDyHX6kUE0tTx-hpDR7kf25fYfBGaRChV1-Ll0fKA7qEYTZtucGJ610txeiG7pD-04-doVG8rI_dVVpQKyhDZDRR67k6OY4S8cFyvsw3mfoxtMoIPjdWWZgx-byBOSK/s1600/Kantor+Gubernur+Sumbar+lama.jpg
Kantor Gubernur
Prov. Sumatera Barat yang terletak di Jalan. Sudirman Padang, mulai dibangun
pada tahun1961.
Kantor Gubernur
Sumbar ini merupakan bangunan moderen pertama berlantai 4 (empat) dengan
arsitektur Minangkabau, dimana interior khususnya Lobi, ruang gubernur dan
ruang rapat didesain dengan ukiran-ukiran Minangkabau. Ahli dan tenaga kerjanya
semua merupakan putra daerah Minangkabau yang didatangkan dari berbagai daerah
di Sumbar (gonjong dan ukiran). Bangunan ini merupakan kebanggaan masyarakat
Sumatera Barat.
2. Paviliun Bentara
Sumber : https://properti.kompas.com/read/2020/09/05/140000721/pesona-arsitektur-tradisional-untuk-rumah-masa-kini-?page=all
Paviliun Bentara yang dikerjakan
oleh arsitek Pramudya. Paviliun Bentara yang berlokasi di Kota Bekasi, terlihat
sangat nyaman dan asri.
Dari eksteriornya, kesan
tradisional tampak jelas dengan membiarkan dinding tanpa finishing, penggunaan
elemen kayu dan bambu yang menampilkan warna alami, serta dominasi warna tanah
yang kental. Sementara bagian interiornya, keunikan utama tampak pada bagian
plafon atap yang sengaja memperlihatkan rangka genteng tanah liat yang
terekspos sehingga memunculkan kesan etnik.
Sumber : https://properti.kompas.com/read/2020/09/05/140000721/pesona-arsitektur-tradisional-untuk-rumah-masa-kini-?page=all
Padahal zaman dahulu, rumah-rumah
di Indonesia banyak yang memakai bentuk atap segitiga. Bentuk atap
segitiga dengan kemiringan 25 derajat hingga 30 derajat memang sangat cocok
digunakan untuk hunian yang berada di wilayah curah hujan tinggi seperti
di Indonesia. Bentuk atap segitiga memudahkan air hujan turun karena
gravitasi. Melengkapi keunikan atap berbentuk segitiga, arsitek Pramudya
memilih material bambu yang identik dengan kesan tradisional.
3. Masjid mahligai Sumatera barat
Sumber
: https://www.jawapos.com/jpg-today/17/05/2019/cantiknya-masjid-mahligai-minang-dengan-sentuhan-pencahayaan-mumpuni/
Masjid megah dengan arsitektur
yang unik nan indah itu terletak di Jalan Khatib Sulaiman dan Jalan Ahmad
Dahlan, Kota Padang, Sumatera Barat.
Dirancang oleh arsitek pemenang
penghargaan Rizal Muslimin, Masjid Raya ini tidak memiliki kubah seperti masjid
umumnya. Namun, atapnya merupakan interpretasi kontemporer dari atap lengkung
tradisional yang ditemukan pada arsitektur Minang dengan pola gonjong berbentuk
atap khas rumah Minangkabau. Dibangun di atas lahan empat hektar, tempat ibadah
umat muslim ini menjadi masjid terbesar di Sumbar dan masjid kedua terbesar di
Sumatera yang mampu menampung 20 ribu jamaah untuk salat pada waktu bersamaan.
Sumber :
https://www.boyyendratamin.com/2016/05/kantor-gubernur-sumbar-bangunan-modern.html
Comments
Post a Comment